Saturday, June 24, 2006

《依隨你心》/ Pergilah Ke Mana Hati Membawamu

~ posted @ 9:27 PM ~ 0 意見

書名:《依隨你心》 -- Va' Dove Ti Porta IL Cuore(Follow Your Heart)
書系:藍小說
作者:蘇珊娜.塔瑪洛  Susanna Tamaro
譯者:倪安宇
出版日期:1997/3/18
ISBN:9571322679
定價:120 元/頁數:144 頁

內容簡介:

唯一的大師,唯一真正可信的大師是自己的良知。要找到它得保持靜默——獨自一人,並且保持靜默——待在光禿禿的土地上,光禿禿空無一物如同死了一般。起初你什麼都聽不到,唯一的感覺是驚慌,然後,深沈、遙遠的,你開始聽到一個聲音,一個詳和的聲音,或許剛開始它的平凡教你生氣。很奇怪,當你期望發生什麼偉大感受時,出現在你面前的卻往往微不足道。渺小和平凡到你會大叫:「什麼,就這樣?」如果生命有意義——那個聲音會告訴你——那就是死亡,所有其他東西都只在旁邊點綴而已。

當妳面前有許多條路不知道該如何選擇時,不要隨便挑一條,要坐下來等。像妳來這個世界的那天一樣充滿自信地深呼吸,不要為外界分心,等待再等待。別動,在靜默中,傾聽妳的心,等它跟妳說話時,妳就站起來隨它去吧。

一位即將邁入死亡境地的老祖母,在生命最終的旅程,書寫一則則感人肺腑的告白傳遞給遙遠之外的外孫女。在張張真情流露的字裡行間,道出三代之間親情鴻溝,愛情糾葛,以及對人生的開悟。

本書在義大利創下銷售兩百五十萬本佳績;連續兩年高居排行榜前十名。並行銷全球二十五國,賣出兩百萬本以上。是一部充滿感性的深情力作。

讀後的感想:

也許,這本書在敘述女人所經過的事情,對人生的看法也是以女人的角度來敘述。但是,也並不表示男人不可看 ^____^ 這本書,描寫了身為小孩收到父母所有錯的教養,而造成了人生一輩子的空缺。 雖然知道從父母那邊受到了傷害而想要對自己的女兒彌補時,但是還是無奈的又做了相同的過錯。 但是人隨著他們的過錯也應該在站起來,重新彌補與修改自己的過錯。從中間在學會新的智慧。

「現代的人幾乎認為跟著他們的心就好像接近了動物世界,而用腦筋的人被認為有高級的。腦筋很時代,但是『人心』已經過去了。但如果一切是相反呢?」"

有時後我們的社會要求反而讓一個人失去了本性,不在認知自己,而隨著其他人的需求去做。「怕不再被愛,而逃離了所有會讓有衝突的事情。假裝扮演成不是自己的人了。」應該說:乖乖聽話就是了吧?小時候為了避免別人取笑我,就跟著大人的要求,回答「要當醫生」為了答覆大人常問的問題:「長大後你要當什麼?」真笑我了,因為從小我也知道我對醫生這件事,根本沒有什麼興趣,但是這個社會的要求,幾乎定了「當醫生」才是正常的夢想、正常的心裡話!就這樣我們都不知不覺被這件謊言困住了。讓我們往往離不開這種謊言,他就變成了一種無形中的陷害。(雖然莊子也說「無我」也好,哈哈 ^^" 但是他的「無我」應該是高級的「無我」:p)

這位老祖母的過去並不是全白的,她曾經說過謊。因此,從這裡她想要告訴她的外孫女:「人總離不開假冒,離不開謊言,獲取人可以暫時脫離,但是在無想中的時刻,那些謊言再次復活,不再像你當初說一樣輕易,不再象外表看來很安全的。」

「如果你想要沒有謊言的負擔繼續往前走,最初的腳步就是瞭解你從哪裡來?而之前發現了什麼。每個人都曾經有過做,但是如果你離開了世界而從來沒有趣理解那些過錯,那表示你已經浪費了生活的意義。所有發生的事情從來不是沒有意義的。每個相遇,每個簡單的事情,都有意義。」

「人的心裡好像地土一樣的,一半有陽光照著,一半活在影暗中…一半的我們活在下區,一半想往上走。生活只不過要發現這件事,瞭解他,努力爭鬥讓那些黑暗的影子沒有遮蓋光明」

「只有痛苦讓我們可以成長的,但是那些痛苦非要面對不可,誰逃離他或可憐自己者,會輸給它」

一本也許沒有真正給確定的答案,但是描寫沒個轉彎,所有發生的常識,人所思考過的事。不管怎麼樣還是算很迷人的一本書 ^________^

Judul Buku : Pergilah Ke Mana Hati Membawamu -Va' Dove Ti Porta Il Cuore
Pengarang : Susanna Tamaro
Harga : Rp 32.000,-
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 215 halaman
Terbit : Januari 2004

Ringkasan Cerita :
Dan kelak. di saat begitu banyak jalan
terbentang di hadapanmu
dan kau
tak tahu jalan mana yang harus
kauambil, janganlah memilih dengan
asal
saja, tetapi duduklah dan
tunggulah sesaat. Tariklah napas
dalam-dalam,
dengan penuh kepercayaan,
seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di
dunia ini.
Jangan biarkan apa pun mengalihkan
perhatiamu, tunggulah dan
tunggulah lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkan hatimu.
Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah,
dan pergilah ke masa hati
membawamu...
Ada yang tidak berubah dalam kehidupan seorang perempuan sejak dulu. Penghayatan atas kehidupan dan cinta, pengetahuan masa lalu, dan pemahaman diri sendiri. Semua ini akan membuat kehidupan perempuan sarat makna. Olga, sang nenek, telah melewati semua itu dan menemukan dirinya sendiri.

Kini, dapatkah ia menjembatani jurang generasi yang demikian dalam dan meraih hati cucunya, membuatnya mengerti bahwa untuk membuat hidupnya berarti, ia harus pergi kemana hatinya membawanya?

ISBN : 979-22-0801-1; 40204012

Kesanku :

Buku terjemahan dari novel Italia terkenal, yang katanya juga telah difilmkan ? Well, mungkin buku ini dituturkan oleh seorang perempuan, menggunakan sudut pandang wanita dalam memandang kehidupan ini, namun sama sekali bukan berarti buku ini hanya layak di baca oleh kaum perempuan saja. Mungkin dengan membaca buku ini, kita dapat lebih memahami perbedaan pandangan dan cara berpikir antar generasi, mungkin juga kita dapat lebih memahami kehidupan ini dengan lebih baik dengan melihat sendiri sudut pandang orang lain ? Menurutku juga cocok untuk dibaca oleh cowok untuk memahami perasaan seorang wanita ? Kebingungan yangsering dihadapi ditengah tuntutan masyarakat agar kita menjadi seorang "yang semestinya" ?

Sadarkah kita bahwa kita seringkali kehilangan diri kita sendiri demi alasan akan apa yang dikatakan oleh orang lain ? Karena pada dasarnya kita ingin menjadi orang yang disukai orang lain ? Menginginkan perasaan dicintai ? Ada satu bagian dimana sang nenek menuliskan pengalamannya : "Agar dicintai aku harus menghindari konflik dan berpura-pura menjadi orang yang bukan diriku sendiri" Membaca satu kalimat yang kelihatannya sederhana ini, aku teringat akan banyak hal, ingat bahwa dulu, seringkali demi untuk membahagiakan dan memenuhi keinginan dan harapan orang lain disekitarku, akupun melupakan diriku sendiri. Bukan orang yang suka dan benar-benar menikmati basa-basi di pesta, tapi demi menyenangkan orang tua, demi memenuhi tuntutan masyarakat kita, kesopanan dan tata krama yang diajarakan pada kita, akupun pergi ke pesta dengan mengenakan topengku dan saat disana, aku bertanya-tanya apa yang kulakukan sebetulnya ? Berharap untuk menjadi Cinderella ?

Takut akan ejekan teman-teman, akupun mengubah jawabanku : "Ingin menjadi dokter" atas pertanyaan : "Ingin menjadi apa kau saat besar nanti ?" Menjawab dengan jawaban yang didiktekan pada kita, untuk membuktikan bahwa kita anak yang normal dan baik, dan para orang tua di sekitar kita tertawa senang mendengarnya, padahal itu sama sekali bukan impianku, bukan jawaban dari lubuk hatiku. Seolah menjadi dokter adalah impian wajar setiap orang, sedangkan impian lain adalah impian yang tak seharusnya ada, tak semestinya muncul dalam gagasan dan ingatan kita ? Dan demikianlah kitapun terjerat dalam perangkap kebohongan yang tanpa sadar telah diajarkan dan ditanamkan pada kita. Membuat kita melupakan diri kita sendiri, melupakan hati kita, dan hidup mengalir begitu saja......

Ditulis dengan cara naratif seperti menuliskan buku harian dan surat pribadi yang ditujukan pada cucu tercinta...namun sarat dengan perasaan dan perenungan akan apa yang telah terjadi dalam kehidupan dirinya, dalam hubungan antar manusia. Kadang hubungan kita dengan generasi sebelumnya tidaklah selalu harmonis, di buku lain yang kemarin kubaca : The Five People You Meet In Heaven, tertulis satu kalimat yang menarik : Semua orangtua merusak anak-anak mereka. Tak bisa dihindari. Anak-anak seperti gelas cair, mengikuti bentuk yang dibuat oleh pencetak mereka. Sebagian orangtua membuat buram, sebagian lagi meremukkan masa kecil menjadi pecahan-pecahan yang tak mungkin lagi diperbaiki.....Sepertinya semua kalimat kecil yang memvonis kesalahan orang tua bukan ? ^^" padahal kita sendiri pada akhirnya juga akan menjadi orangtua, dan apakah juga akan merusak hal yang sama ? Atau kerusakan itu justru karena memang harus terjadi ? Sebagai bagian yang membentuk kita ? Buku ini sebaliknya juga menceritakan yang terjadi dari sudut orangtua, menceritakan bagaimana mereka sendiri menjalani kerusakan yang sama, yang meneruskannya pada generasi berikutnya, mengira telah memperbaiki kesalahan tersebut Ataukah ini hanya suatu alasan ? Karena pada dasarnya kita manusia selalu mengulang kesalahan yang sama ? Kesalahan yang serupa antara manusia satu dengan manusia lainnya ?

Sang nenek menceritakan seluruh hidupnya, kebohongan yang pernah ia lakukan, kebohongan sederhana yang seringkali dilakukan oleh semua orang, dan tanpa sadar menjadi penghalang terbesar kita dalam pencarian kebenaran ?

"Sekarang ini orang-orang yang mengikuti hati mereka dianggap dekat dengan dunia binatang, dengan alam yang liar, sementara orang-orang yang mengikuti akal dianggap dekat degan refleksi yang lebih tinggi. Akal itu modern, namun hati kuno. Tapi bagaimana seandainya segala sesuatu tidak demikian ? Bagaimana seandainya segala sesuatu tidak demikian, bagaimana bila ternyata segala sesuatu justru kebalikannya ? Bagaimana jika alasan inilah yang justru mendahagakan hidup kita ?"

"Orang tak bisa lari dari kepalsuan, dari kebohongan. atau orang bisa saja melarikan diri sejenak, namun ketika kau sama sekali tidak menduga, kebohongan itupun bangkit kembali, tidak sejinak saat kau mengatakannya dulu, tidak seaman kelihatannya, tidak. Saat kau mengira kebohongan dan kepalsuan itu telah pergi jauh, mereka berubah menjadi monster mengerikan, mnejadi raksasa pemakan segala. Kau menemukan mereka dan beberapa saat kemudian mereka memukulmu, mereka memakanmu dan apa saja yang ada di sekitarmu dengan kerakusan yang laur biasa."

"Jika kau ingin melangkah ke depan tanpa dibebani oleh dusta, langkah pertama adalah memahami dari mana kau berasal dan apa yang terjadi sebelumnya. Setiap orang melakukan kesalahan, namun jika kau meninggal dunia tanpa pernah memahami kesalahan-kesalahan itu, itu artinya kau menyia-nyiakan makna kehidupan. Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita tak pernah sia-sia. Setiap perjumpaan, setiap kejadian sederhana, memiliki makna. Pemahaman akan diri sendiri lahir dari kesediaan untuk menerima keadaan yang baru, dari kemampuan mengubah arah setiap saat dan menanggalkan kulit yang lama seperti dilakukan kadal pada pergantian musim. "

Sementara hati kita sendiri begitu rapuh ? "Hati manusia bagikan tanah, separo disinari matahari, separo lagi ada dalam bayangan....sebagian dari kita hidup dibawah sini, setengah lagi ingin ke atas. Hidup hanyalah soal menyadari hal ini, mengetahuinya, berjuang agar bayang-bayang gelap tidak menelan cahaya." dan "Hanya kepedihan yang membuat kita bertumbuh, tetapi kepedihan itu harus dihadapi, siapapun yang menghindar atau mengasihani diri sendiri akan kalah."

Buku yang mungkin tidak memberikan jawaban mutlak atas apapun, namun menuliskan setiap belokan, setiap peristiwa yang terjadi yang dipikirkan dan mungkin seringkali dihadapi oleh setiap manusia ? Namun bagaimanapun merupakan bacaan yang memikat yang mungkin sedikit terasa bertele-tele karena kadang ia hanya berbicara hal-hal yang tak perlu seperti tentang ia menemukan anak burung yang terluka, atau ia membersihkan cetakan kuenya.

"Saat usiamu bertambah, kau mungkin terdorong untuk mengubah sesuatu, mengubah yang keliru menjadi benar, namun setiap kali dorongan itu muncul, ingatlah bahwa perubahan yang paling penting pertama yang harus dilakukan ada di dalam dirimu sendiri. Berjuang untuk suatu gagasan tanpa terlebih dahulu mengenal dirimu sendiri adalah hal paling berbahaya yang bisa dilakukan manusia."


posted by Olive @ 9:27 PM
~ Olive & Book ~

0 意見/Comments:

Post a Comment

Home